MAKALAH FISIOLOGI HEWAN
SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA
OLEH :
KELOMPOK 3
FADILLAH PUTRI (1205574)
HADI HAMZAH PUTRA(1205606)
WISKA LISNA SUSANTI(1205604)
DOSEN PEMBIMBING: FITRI ARSIH S.Si , M.Pd
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Fisiologi Hewan ini yang berjudul Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
Dalam penyusunan dan
penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
teman-teman dan pihak lainnya. Oleh karena itu, oenulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembina mata kuliah Fisiologi Hewan, Ibu Fitri Arsih, S.Si, M.Pd.
Kami menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mohon maaf sekiranya ada
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, kami berharap semoga hasil kerja
kelompok kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Padang, Februari 2014
Kelompok III
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.Sel Saraf............................................................................................................ 4
B.Sistem Saraf Pusat............................................................................................. 5
C.
Otak.................................................................................................................. 7
D.
Sumsum Tulang
Belakang................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 16
B. Saran.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem saraf
merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki
oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin
tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya. Berbeda dengan pada
avertebrata, di mana sistem saraf pada avertebrata secara umum belum
terdifferensiasi secara nyata seperti halnya pada vertebrata, maka pada
vertebrata ini sistem saraf sudah jauh maju, terdiferensiasi dalam beberapa
bagian dengan tugas-tugas yang kebih kompleks.
Sistem saraf tersusun
oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini
meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang
berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron).
Pernah dilaporkan di Amerika Serikat sekitar
satu abad yang lalu adanya peristiwa yang menimpa seorang anak pria berusia 4
tahun yang jatuh sehingga tulang lehernya patah, tetapi selamat. Beberapa bulan kemudian setelah dirawat
dengan baik, tulang leher anak tersebut dapat sembuh kembali, tetapi anak
tersebut tidak dapat menggunakan tangannya. Dia masih dapat merasa kesakitan
apabila kulit lengan dan tangannya ditusuk dengan jarum, tetapi dia tidak mampu
menggerakkan jari-jarinya, pergelangan tangannya ataupun melipat sikunya.
Lengannya tetap peka, tetapi anak tersebut mengalami kelumpuhan.
Dalam sistem saraf diketahui bahwa serabut
saraf menghubungkan tiap bagian tubuh dengan susunan saraf pusat. Impuls yang
dibangkitkan karena ransangan pada kulit lengan dan tangan akan dirambatkan
melalui serabut dendrit menuju sel neuron sensori yang berada di simpul saraf
dekat medula spinalis, yang selanjutnya diteruskan melalui serabut aksonnya ke
dalam medula spinalis. Impuls tersebut membawa pesan atau sinyal tentang
ransangan yang diperoleh, apakah panas, dingin, sakit atau rabaan. Pesan ini di
teruskan ke otak untuk dihayati dan disadari apa jenis dan sifat ransangan
tersebut. Pada anak yang mempunyai kasus kecelakaan diatas, tidak mengalami
cedera pada lintasan sensori dan daerah lengan dan tangan sampai susunan saraf
( medula spinalis dan otak).
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf
( neuron) yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis. Sedangkan sistem
saraf tepi merupakn susunan saraf di luar sistem sarraf pusat yang membawa
pesan ke dan dari sistem saraf pusat.
Ransangan (stimulus) yang diterima oleh tubuh
baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan
berbagai perubahan daan menuntut tubuh untuk mampu mengadaptasinya sehingga
tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlansung melalui
kegiatan sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu
mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Ransangan yang diterima oleh reseptor (
penerima ransang ) sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem
saraf tepi ke sistem saraf pusat. Di sistem saraf pusat impuls diolah untuk
kemudian meneruskan jawaban (respon) kembali melaui sistem saraf tepi menuju
efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Jawaban yang terjadi
dapat berupa jawaban yang di pengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang
tidak di pengaruhi oleh kemauan (involunter).
Secara garis besar sistem saraf mempunyai 4
fungsi :
1.
Menerima
informasi (ransangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori (Affrent Sensory Pathway).
2.
Mengkomunikasikan
informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
3.
Mengolah
informasi yang diterima baik ditingkat medulla spinalis maupun di otak untuk selanjutnya
menentukan jawaban (respon)
4.
Mengantarkan
jawaban secara cepat melaui saraf motorik (Efferent
Motorik Pathway) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari
tindakan.
B.
Tujuan
1.
Memahami
bagaimana fisiologi dari sistem saraf itu
2.
Meperluas
wawasan tentang fisiologi dari sistem saraf
3.
Memahami
sistem saraf vertebrata
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf merupakan sel tubuh yang berfungsi
mencetuskan dan menghantarakan impuls listrik. Sel saraf merupakan unit dasar
dan fungsional eksitabilitas, artinya siap memberi respon apabila terstimulasi.
Satu sel saraf mempunyai badan sel (soma) yang mempunyai lebih dari satu atau
lebih tonjolan ( dendrit). Tonjolan-tonjolan ini keluar dari sitoplasma sel
saraf. Satu atau dua ekspansi yang sangat panjang disebut akson. Serat saraf
adalah akson dari satu sel saraf.
Gambar 1. Sel Saraf
Dendrit dan sel saraf berfungsi sebagai
pencetus impuls sedangkan akson berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf
membentuk mata rantai yang panjang dan perifer ke pusat dan sebaliknya. Dengan
demikian impuls dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron lainnya.
Tempat dimana kontak antar satu neuron dengan neuron lainnya disebut sinaps.
Penghantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya berlansung dengan
perantaraan zat kimia.
Otak manusia memiliki tekstur seperti jeli
yang sangat keras dan mengandung sekitar 100 miliar sel saraf yang disebut
neuron. Setiap neuron memiliki beberapa tentakel bercabang dan filamen serupa
benang atau akson, yang dapat dilewati oleh impuls listrik. Panjang neuron
biasanya hanya beberapa milimeter (kurang dari 1,5 cm). Padahal sel saraf di
bagian tubuh lainnya, misalnya yang mengendalikan gerakan di jari kaki,
panjangnya mencapai 1 meter.
Pada ujung-ujung akson terdapat bola-bola
kecil berisi sedikit bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Ketika sel saraf
mendapat ransangan, neurotransmiter ini akan di lepaskan ke dalam ruang antara
sel saraf tersebut dengan sel saraf tetangga. Selanjutnya, neuron akan
melepaskan neurotransmiternya sehingga akan meransang sel saraf tetangga
berikutnya, dan demikian seterusnya. Dengan cara itulah jutaan pesan dikirimkan
dari satu neuron ke neuron lainnya setiap menit.
B.
Sistem Saraf Pusat ( Central Nervus System )
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
medula spinalis. Dibungkus selaput meninges yang berfungsi untuk melindungi
sistem saraf pusat. Meninges terdiri atas 3 lapisan yaitu durameter, arakhnoid
dan piameter. Diantara lapisan – lapisan ini terdapat rongga- rongga yaitu:
a.
Rongga
epidural ( epidural space )
Berada diantara tulang tengkorak dan
durameter. Rongga ini berisi pembuluh darahdan jaringan lemak yang berfungsi
sebagai bantalan.
b.
Rongga Subdural
( subdural space )
Berada diantara durameter dan arakhnoid yang
berisi cairan serosa.
c.
Rongga Sub
Arakhnoid ( Sub Arachnoid Space )
Terdapat di antara arakhnoid dan piameter,
berisi cairan cerebrospinalis.
Gambar 2. Sistem Saraf
Pusat
Secara fisiologis sistem saraf pusat ini
berfungsi untuk interpretasi,integrasi, koordinasi, dan inisiasi berbagai
impuls saraf.
Sejak lahir stiap bayi memiliki 100 miliar
sel otak. Dr.Paul McJarrow,PhD, Senior Research Scientist,Palmerston North, New
Zealand mengemukakan bahwa otak telah mengalami mas konstruksi sejak janin
sampai tahun pertama kanak-kanak. Selama inilah banyak sel- sel saraf terbentuk
dan terpakai. “ Penelitian yang dilakukan pada manusia juga membuktikan
suplementasi gangliosida dapat meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat
pada anak,” jelasnya. Gangliosida dalam asam sialat dibutuhkan dalam
pertumbuhan, perkembangan, migrasi, dan pematangan sel saraf otak, serta
pembentukan sinaps ( hubungan antar sel saraf).salah satu nutrisi paling
penting yang dibutuhkan otak adalah gangliosida yang berfungsi untuk
pembentukan memori dan fungsi umum otak besar, pertumbuhan dan pembentukan sel
saraf serta sebagai modulator yang melakukan transisi informasi dan menyimpan
data.
Konsentrasi gangliosida yang tinggi ditemukan
di area abu-abu otak, yakni pada otak besar dan cebraal cortex yang tak lain
area terpenting untuk pembentukan memori. Hasil riset yang ada menunjukkan,
suplementasi gangliosida dapat meningkatkan keampuan belajar dan mengingatt
pada anak. Nutrisi gangliosida secara alami terdapat pada ASI, daging, dan
telur.
Gangliosida adalah kompleks lemak dan
karbohidrat yang mengandung N-Acetyl-neuraminic acid. Gangliosida secara
alamiah terdapat dalam ASI,telur, daging, dan susu sapi. 10% total lemak dari
otak disusun oleh gangliosida dengan konsentrasi tertinggi di otak besar.
C.
Otak
1.
Otak Besar
(cerebrum)
Otak besar terdiri dari dua belahan yang
disebut hemisferiumcerebri. Kedua hemisferium( kanan-kiri) saling dipisahkan oleh
fisura longitudinalis serebri. Falks serebri merupakan perluasan durameter (
lapisan pembungkus otak besar) nampak menonjol ke dalam fisura longitudinalis
cerebri.
Hemisfer cerebri dibagi-bagi dalam
daerah-daerah yang besar : lobus frontalis,lobus paritalis, dan lobus
temporalis.
Lobus Frontalis
Lobus frontalis merupakan bagian yang
menonjol kedepan yang menempati fosa serebri anterior meluas ke dorsal sampai
sulkus sentralis rolandi.
Lobus Parietalis
Lobus parietalis meluas dari sulkus sentralis
sampai fisura parieto oksipitalis dan ke arah lateral sampai setinggai fisura
lateralis.
Bagian permukaan atas dan lateral lobus
parietalis terdiri adari girus pos sentralis, girus parietalis superior, girus
supramarginalis dan girus angularis. Dibagian medial lobus parietalisbterdiri
dari lobus parasentralis dan lobus prekuneus.
Girus yang terpenting adalah girus
pos-sentralis yang mengandung korteks sensoris.
Lobus Oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah bagian otak besar
yang berbentuk seperti piramid dan terletak di belakang fissura parieto-oksipitalis.
Lobus Temporalis
Bagian lobus temporalis dari hemiferium
serebri terletak di bawah fisura lateralis Sylvii dan berjalan ke belakang
sampai fisura parieto-oksipitalis. Permukaan temporalis superior, girus
temporalis media, dan girus temporalis inferior.
2.
Batang Otak
( Brain Stem )
Batang otak terdiri atas diensefalon, mid
brain ,pons dan medula oblongata. Dari batang otak keluar 12 pasang saraf
kranial , yaitu :
(1) Neuron olfaktorius. Saraf ini berfungsi
sebagai saraf sensasi penghidu,yang terletak di bagian atas dari mukosa
hidungdi sebelah atas konkha nasalis superior
(2) Neuron opticus. Saraf ini penting untuk
fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensoris khusus. Pada dasarnya
saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.
(3) Neoron okulomotorius. Saraf ini mempunyai
nucleus yang terdapat pada mesensefalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf
untuk mengangkat bola mata.
(4) Neuron toklearis. Pusat saraf ini terdapat
pada mesensefalon. Saraf ini mensarafi mesenterium oblique yang berfungsi
memutar bola mata.
(5) Neuron trigeminus. Saraf ini terdiri dari
tiga buah saraf yaitu neuron optal mikus, neuron maksilaris, dan neuron
mandibularis yang merupakan saraf gabungan sensori dan motoris. Ketiga saraf
ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala,bagian dalam hidung,
mulut, gigi, dan meninges.
(6) Neuron abdusen. Berpusat di pons bagian bawah. Kerusakan
saraf ini dapat menyebabkan bola mata tidak dapat digerakkan ke lateraldan
sikap bola mata yang tertarik ke medial (srtrabismus konvergen).
(7) Neuron fasialis. Saraf ini merupakan gabungan
saraf, saraf aferen yang berfungsi untuk sensasi umum dn pengecapan sedangkan
saraf eferen untuk otot wajah atau mimik.
(8) Neuron statoakustikus. Saraf ini terdiri dari
dua komponen yaitu saraf pendengaran dan saraf keseimbangan.
(9) Neuron glosofaringeus. Saraf ini mengurus
lidah dan faring
(10)
Neuron
vagus. Terdiri atas 3 komponen : komponen motoris, komponen sensori dan komponen saraf parasimpatis
(11)
Neuron
asesorius. Komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan
komponen spinal yang dari nuklues mtoris segmen C 1-2-3.
(12)
Neuron
hipoglosus. Merupakan saraf eferen yang mengurus otot-otot lidah.
Gambar
4. Batang Saraf
3.
Otak Kecil
(Cerebellum)
Otak
kecil terletak pada bagian belakang kranium menempati fosa serebri posterior
dibawah lapisan durameter. Berat otak
kecil sekitar 150 gram atau kira-kira 8% dari berat batang otak seluruhnya.
Fungsi otak kecil pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot
sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.
Gambar 5. Otak Kecil
4.
Otak Tengah
(Mesensephalon)
Otak
tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.
5.
Jembatan
Varol (Pons Varoli)
Jembatan
varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan sumsumtulang belakang.
D.
Sumsum Tulang
Belakang (medulla spinalis)
Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan
bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas
sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk
ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem Saraf Tepi
terdiri dari sistem
saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf
sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf
otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut
jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1.
Sistem Saraf Sadar
Sistem
saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang.Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
- Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
- lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
- empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf
otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk
bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus
vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.
Ada
3 buah pleksus yaitu sebagai berikut: a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan
urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.b.Pleksus
brachialis mempengaruhi bagian tangan. c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi
bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem
saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi
sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
Kerja Saraf
Parasimpatis
- mengecilkan pupil
- menstimulasi aliran ludah
- memperlambat denyut jantung
- menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
- mengerutkan kantung kemih
Kerja Saraf Simpatis
- meningkatkan denyut jantung
- vasokonstriksi pembuluh darah
- dilatasi bronkus
- memperlambat peristaltik usus
Dalam
perkembangan secara evolusi yang terlihat sangat mencolok adalah pada otak muka
vertebrata. Pada Cyclostomata hanya berupa sedikit perubahan di bagian muka
pembuluh neural. Pada ikan dan amfibi bagian atap dan dasar otak muka
(telencepalon) membesar dan pembesaran bertambah pada burung dan mamalia. Pada
mamalia bagian atap ( pellium) menjadi sangat berkembang dan menutupi otak
tengah dan merupakan bagian utama dari otak (lebih kurang 80% dari berat
seluruh otak). Pada burungdasar dari telencepalon membesar membentuk korpus
striatum. Baik perbesaran palliium atau korpus striatumpada otak muka mempunyai
hibungan dengan pekembangannya sebagai pusat asosiasi.
Pada
vertebrata rendah, otak muka hanya mempunyai hubungan dengan organ pembau tapi
pada reptil mulai ditemukan adanya hubungan dari otak tengah dan otak belakang
dengan atap dari otak muka(pallium). Suatu ciri khas dari otak muka ialah
perkembangan dari cerebral korteks. Pada otak primitifbadan sel pada saraf
pusat terdapat dekat saluran sentral tapi pada vertebrata lebih tiggi terdapat
pula di permukaan otak.
Klasifikasi Sistem Saraf Berdasarkan
Fungsinya
(a) Neuron aferen : bentuknya berbeda dari neuron
eferen dan saraf penghubung. Neuron aferen merupakan jenis neuron unipolar
yaitu suatu neuron yang badan selnya memiliki satu tonjolan saja pada ujung
perifernya, suatu neuron aferen memiliki suatu reseptor, badan selnya terletak
berdekatan dengan medula spinalis, dan ujung aksonnya bercabang-cabang dan
bersinapsis dengan saraf penghubung yang berada dalam sistem saraf pusat
(b) Neuron eferen : memilki badan sel yang berada
dalam sistem saraf pusat. Aksonnya meninggalkan sistem saraf pusat menuju ke
otot atau kelenjer. Neuron eferen umumnya merupakan jenis neuron multi polar.
(c) Interneuron ( saraf penghubung) : terletak
seluruhnya di dalam saraf pusat dan merupakan jenis neuron multipolar. Sekitar 99% dari semua
neuron termasuk jenis neuron ini. Saraf penghubung memiliki 2 fungsi utama .
(1) Sebagai pengintegrasi respon periferal ke
informasi periferal ( terjadi pada gerak reflek)
(2) Melalui saraf penghubung yang lain meneruskan
informasi ke otak.
Pelindung
sistem saraf pusat
Sistem
saraf pusat mudah rusak, oleh karena itu perlu dilindungi dari ganguan luar.
Empat lapis pelindung saraf pusat adalah :
(1) Tulang tengkorak melindungi otak, tulang
belakang melindungi sumsum tulang belakang( korda spnalis)
(2) Meninges ,suatu membra pelindung dan pemberi makanan ke sel saraf
pusat. Meninges terletak diantara tulang dan jaringan saraf
(3) Cairan cerebrospinal, berfungsi sebagai
bantalan cair untuk melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
(4) Suatu penghalang darah otak (blood brain
barrier) yang sangat selektif untuk membatasi masuknya zat-zat berbahaya ke
dalam jaringan otak yang mudah rusak.
Tulang tengkorak dan tulang belakang
merupakan pelindung paling luar dari otak dan sum-sum tulang belakang dari
ganguan mekanis (benturan, tekanan dan lain-lain)
Meninges , merupakan pelindung yang
berada di sebelah dalam rongga tengkorak dan tulang belakang,dan melekat
disebelah luar sistem saraf pusat.
Cairan cerebrospinal, fungsi utama dari
cairan ini adalah menyerap guncangan,sehingga melindungisistem saraf pusat d dari benturan dengan tulang yang
melindunginya. Fungsi lain adalah memegang peranan penting dalam pertukaran zat
antara cairan tubuh dengan otak.
Barrier darah otak (blood brain barrier)
sangat slektif mengatur pertukaran zat antara darah dan otak, sehingga otak
dilindungi dari zat-zat yang membahayakan.Pertukaranzatantaradarahdancairaninterstisialotakhanyadapatberlansungmelaluisel-seldindingkapilerdarah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1)
Sistem saraf
merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf
ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan.
2)
saraf akan
merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang hormon
dikirim ke organ target dan aktivitas metabolisme dibutuhkan akan
merangsang jaringan-jaringan.
3)
Sistem
persarafan terdiri dari sel-sel saraf ( neuron) yang tersusun membentuk sistem
saraf pusat dan sistem saraf perifer.
4)
Hemisfer
cerebri dibagi-bagi dalam daerah-daerah yang besar :
a)
lobus
frontalis.
b)
lobus
paritalis.
c)
dan lobus
temporalis.
Semakin
tinggi tingakatan taksanya maka system saraf pada vetebrata semakin kompleks. bagian dari vetebrata memiliki struktur yang
berkembang secara continiutas pada tiap tingkatannya. Mamalia lebih sempurna
system sarafnya dibanding vetebrata lainnya.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca semua, agar makalah ini lebih baik untuk kedepannya.
Campbell, Neil A. 1987. Biologi Edisi ke lima jilid tiga. Jakarta : Erlangga
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi ternak. Yogyakarta : Gajah mada University
Press
Irianto, Koes. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa. Bandung : Alfabeta
Soewolo. 2000. Pengantar fisiologi Hewan. Padang : UNP Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar