Minggu, 30 November 2014

tugas aplikom : MAKALAH SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA




MAKALAH FISIOLOGI HEWAN
SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA

 


OLEH :
KELOMPOK 3
FADILLAH PUTRI (1205574)
HADI HAMZAH PUTRA(1205606)
WISKA LISNA SUSANTI(1205604)


PENDIDIKAN BIOLOGI (RM 2012)
DOSEN PEMBIMBING: FITRI ARSIH S.Si , M.Pd



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Fisiologi Hewan ini yang berjudul Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
Dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari teman-teman dan pihak lainnya. Oleh karena itu, oenulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembina mata kuliah Fisiologi Hewan, Ibu Fitri Arsih, S.Si, M.Pd.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mohon maaf sekiranya ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, kami berharap semoga hasil kerja kelompok kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua
                                                                                     

Padang,       Februari 2014



Kelompok     III





DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..............................................................................................     i
DAFTAR ISI..............................................................................................................     ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................     1
B. Tujuan...............................................................................................................     3
BAB II PEMBAHASAN
A.Sel Saraf............................................................................................................     4
B.Sistem Saraf Pusat.............................................................................................     5
C. Otak..................................................................................................................     7
D. Sumsum Tulang Belakang................................................................................     10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................     16
B. Saran..............................................................................................................     16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


                                                                  BAB I                            

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya. Berbeda dengan pada avertebrata, di mana sistem saraf pada avertebrata secara umum belum terdifferensiasi secara nyata seperti halnya pada vertebrata, maka pada vertebrata ini sistem saraf sudah jauh maju, terdiferensiasi dalam beberapa bagian dengan tugas-tugas yang kebih kompleks.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).
Pernah dilaporkan di Amerika Serikat sekitar satu abad yang lalu adanya peristiwa yang menimpa seorang anak pria berusia 4 tahun yang jatuh sehingga tulang lehernya patah, tetapi selamat.  Beberapa bulan kemudian setelah dirawat dengan baik, tulang leher anak tersebut dapat sembuh kembali, tetapi anak tersebut tidak dapat menggunakan tangannya. Dia masih dapat merasa kesakitan apabila kulit lengan dan tangannya ditusuk dengan jarum, tetapi dia tidak mampu menggerakkan jari-jarinya, pergelangan tangannya ataupun melipat sikunya. Lengannya tetap peka, tetapi anak tersebut mengalami kelumpuhan.
Dalam sistem saraf diketahui bahwa serabut saraf menghubungkan tiap bagian tubuh dengan susunan saraf pusat. Impuls yang dibangkitkan karena ransangan pada kulit lengan dan tangan akan dirambatkan melalui serabut dendrit menuju sel neuron sensori yang berada di simpul saraf dekat medula spinalis, yang selanjutnya diteruskan melalui serabut aksonnya ke dalam medula spinalis. Impuls tersebut membawa pesan atau sinyal tentang ransangan yang diperoleh, apakah panas, dingin, sakit atau rabaan. Pesan ini di teruskan ke otak untuk dihayati dan disadari apa jenis dan sifat ransangan tersebut. Pada anak yang mempunyai kasus kecelakaan diatas, tidak mengalami cedera pada lintasan sensori dan daerah lengan dan tangan sampai susunan saraf ( medula spinalis dan otak).
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf ( neuron) yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis. Sedangkan sistem saraf tepi merupakn susunan saraf di luar sistem sarraf pusat yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat.
Ransangan (stimulus) yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan daan menuntut tubuh untuk mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlansung melalui kegiatan sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Ransangan yang diterima oleh reseptor ( penerima ransang ) sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi ke sistem saraf pusat. Di sistem saraf pusat impuls diolah untuk kemudian meneruskan jawaban (respon) kembali melaui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang di pengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak di pengaruhi oleh kemauan (involunter).
Secara garis besar sistem saraf mempunyai 4 fungsi :
1.    Menerima informasi (ransangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori (Affrent Sensory Pathway).
2.    Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
3.    Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medulla spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban (respon)
4.    Mengantarkan jawaban secara cepat melaui saraf motorik (Efferent Motorik Pathway) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan.

B.   Tujuan
1.    Memahami bagaimana fisiologi dari sistem saraf itu
2.    Meperluas wawasan tentang fisiologi dari sistem saraf
3.    Memahami sistem saraf vertebrata
















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarakan impuls listrik. Sel saraf merupakan unit dasar dan fungsional eksitabilitas, artinya siap memberi respon apabila terstimulasi. Satu sel saraf mempunyai badan sel (soma) yang mempunyai lebih dari satu atau lebih tonjolan ( dendrit). Tonjolan-tonjolan ini keluar dari sitoplasma sel saraf. Satu atau dua ekspansi yang sangat panjang disebut akson. Serat saraf adalah akson dari satu sel saraf.

Gambar 1. Sel Saraf
Dendrit dan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang panjang dan perifer ke pusat dan sebaliknya. Dengan demikian impuls dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron lainnya. Tempat dimana kontak antar satu neuron dengan neuron lainnya disebut sinaps. Penghantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya berlansung dengan perantaraan zat kimia.
Otak manusia memiliki tekstur seperti jeli yang sangat keras dan mengandung sekitar 100 miliar sel saraf yang disebut neuron. Setiap neuron memiliki beberapa tentakel bercabang dan filamen serupa benang atau akson, yang dapat dilewati oleh impuls listrik. Panjang neuron biasanya hanya beberapa milimeter (kurang dari 1,5 cm). Padahal sel saraf di bagian tubuh lainnya, misalnya yang mengendalikan gerakan di jari kaki, panjangnya mencapai 1 meter.
Pada ujung-ujung akson terdapat bola-bola kecil berisi sedikit bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Ketika sel saraf mendapat ransangan, neurotransmiter ini akan di lepaskan ke dalam ruang antara sel saraf tersebut dengan sel saraf tetangga. Selanjutnya, neuron akan melepaskan neurotransmiternya sehingga akan meransang sel saraf tetangga berikutnya, dan demikian seterusnya. Dengan cara itulah jutaan pesan dikirimkan dari satu neuron ke neuron lainnya setiap menit.
B.   Sistem Saraf Pusat ( Central Nervus System )
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. Dibungkus selaput meninges yang berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Meninges terdiri atas 3 lapisan yaitu durameter, arakhnoid dan piameter. Diantara lapisan – lapisan ini terdapat rongga- rongga yaitu:
a.    Rongga epidural ( epidural space )
Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darahdan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan.
b.    Rongga Subdural ( subdural space )
Berada diantara durameter dan arakhnoid yang berisi cairan serosa.
c.    Rongga Sub Arakhnoid ( Sub Arachnoid Space )
Terdapat di antara arakhnoid dan piameter, berisi cairan cerebrospinalis.

Gambar 2. Sistem Saraf Pusat
Secara fisiologis sistem saraf pusat ini berfungsi untuk interpretasi,integrasi, koordinasi, dan inisiasi berbagai impuls saraf.
Sejak lahir stiap bayi memiliki 100 miliar sel otak. Dr.Paul McJarrow,PhD, Senior Research Scientist,Palmerston North, New Zealand mengemukakan bahwa otak telah mengalami mas konstruksi sejak janin sampai tahun pertama kanak-kanak. Selama inilah banyak sel- sel saraf terbentuk dan terpakai. “ Penelitian yang dilakukan pada manusia juga membuktikan suplementasi gangliosida dapat meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat pada anak,” jelasnya. Gangliosida dalam asam sialat dibutuhkan dalam pertumbuhan, perkembangan, migrasi, dan pematangan sel saraf otak, serta pembentukan sinaps ( hubungan antar sel saraf).salah satu nutrisi paling penting yang dibutuhkan otak adalah gangliosida yang berfungsi untuk pembentukan memori dan fungsi umum otak besar, pertumbuhan dan pembentukan sel saraf serta sebagai modulator yang melakukan transisi informasi dan menyimpan data.
Konsentrasi gangliosida yang tinggi ditemukan di area abu-abu otak, yakni pada otak besar dan cebraal cortex yang tak lain area terpenting untuk pembentukan memori. Hasil riset yang ada menunjukkan, suplementasi gangliosida dapat meningkatkan keampuan belajar dan mengingatt pada anak. Nutrisi gangliosida secara alami terdapat pada ASI, daging, dan telur.
Gangliosida adalah kompleks lemak dan karbohidrat yang mengandung N-Acetyl-neuraminic acid. Gangliosida secara alamiah terdapat dalam ASI,telur, daging, dan susu sapi. 10% total lemak dari otak disusun oleh gangliosida dengan konsentrasi tertinggi di otak besar.
C.   Otak
1.    Otak Besar (cerebrum)
Otak besar terdiri dari dua belahan yang disebut hemisferiumcerebri. Kedua hemisferium( kanan-kiri) saling dipisahkan oleh fisura longitudinalis serebri. Falks serebri merupakan perluasan durameter ( lapisan pembungkus otak besar) nampak menonjol ke dalam fisura longitudinalis cerebri.
Hemisfer cerebri dibagi-bagi dalam daerah-daerah yang besar : lobus frontalis,lobus paritalis, dan lobus temporalis.
Lobus Frontalis
Lobus frontalis merupakan bagian yang menonjol kedepan yang menempati fosa serebri anterior meluas ke dorsal sampai sulkus sentralis rolandi.
Lobus Parietalis
Lobus parietalis meluas dari sulkus sentralis sampai fisura parieto oksipitalis dan ke arah lateral sampai setinggai fisura lateralis.
Bagian permukaan atas dan lateral lobus parietalis terdiri adari girus pos sentralis, girus parietalis superior, girus supramarginalis dan girus angularis. Dibagian medial lobus parietalisbterdiri dari lobus parasentralis dan lobus prekuneus.
Girus yang terpenting adalah girus pos-sentralis yang mengandung korteks sensoris.
Lobus Oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah bagian otak besar yang berbentuk seperti piramid dan terletak di belakang fissura  parieto-oksipitalis.
Lobus Temporalis
Bagian lobus temporalis dari hemiferium serebri terletak di bawah fisura lateralis Sylvii dan berjalan ke belakang sampai fisura parieto-oksipitalis. Permukaan temporalis superior, girus temporalis media, dan girus temporalis inferior.

Gambar 3. Bagian-bagian Otak Besar
2.    Batang Otak ( Brain Stem )
Batang otak terdiri atas diensefalon, mid brain ,pons dan medula oblongata. Dari batang otak keluar 12 pasang saraf kranial , yaitu :
(1)  Neuron olfaktorius. Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu,yang terletak di bagian atas dari mukosa hidungdi sebelah atas konkha nasalis superior
(2)  Neuron opticus. Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensoris khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.
(3)  Neoron okulomotorius. Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensefalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata.
(4)  Neuron toklearis. Pusat saraf ini terdapat pada mesensefalon. Saraf ini mensarafi mesenterium oblique yang berfungsi memutar bola mata.
(5)  Neuron trigeminus. Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu neuron optal mikus, neuron maksilaris, dan neuron mandibularis yang merupakan saraf gabungan sensori dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala,bagian dalam hidung, mulut, gigi, dan meninges.
(6)  Neuron abdusen.  Berpusat di pons bagian bawah. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata tidak dapat digerakkan ke lateraldan sikap bola mata yang tertarik ke medial (srtrabismus konvergen).
(7)  Neuron fasialis. Saraf ini merupakan gabungan saraf, saraf aferen yang berfungsi untuk sensasi umum dn pengecapan sedangkan saraf eferen untuk otot wajah atau mimik.
(8)  Neuron statoakustikus. Saraf ini terdiri dari dua komponen yaitu saraf pendengaran dan saraf keseimbangan.
(9)  Neuron glosofaringeus. Saraf ini mengurus lidah dan faring
(10)     Neuron vagus. Terdiri atas 3 komponen : komponen motoris, komponen  sensori dan komponen saraf parasimpatis
(11)     Neuron asesorius. Komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nuklues mtoris segmen C 1-2-3.
(12)     Neuron hipoglosus. Merupakan saraf eferen yang mengurus otot-otot lidah.

Gambar 4. Batang Saraf
3.    Otak Kecil (Cerebellum)
     Otak kecil terletak pada bagian belakang kranium menempati fosa serebri posterior dibawah lapisan durameter.  Berat otak kecil sekitar 150 gram atau kira-kira 8% dari berat batang otak seluruhnya. Fungsi otak kecil pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.

Gambar 5. Otak Kecil

4.    Otak Tengah (Mesensephalon)
     Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
5.    Jembatan Varol (Pons Varoli)
     Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsumtulang belakang.
D.   Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem Saraf Tepi
terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1.    Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
  1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
  2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
  3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.
Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut: a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan. c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Kerja Saraf Parasimpatis
  • mengecilkan pupil
  • menstimulasi aliran ludah
  • memperlambat denyut jantung
  • menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
  • mengerutkan kantung kemih
Kerja Saraf Simpatis
  • meningkatkan denyut jantung
  • vasokonstriksi pembuluh darah
  • dilatasi bronkus
  • memperlambat peristaltik usus

     Dalam perkembangan secara evolusi yang terlihat sangat mencolok adalah pada otak muka vertebrata. Pada Cyclostomata hanya berupa sedikit perubahan di bagian muka pembuluh neural. Pada ikan dan amfibi bagian atap dan dasar otak muka (telencepalon) membesar dan pembesaran bertambah pada burung dan mamalia. Pada mamalia bagian atap ( pellium) menjadi sangat berkembang dan menutupi otak tengah dan merupakan bagian utama dari otak (lebih kurang 80% dari berat seluruh otak). Pada burungdasar dari telencepalon membesar membentuk korpus striatum. Baik perbesaran palliium atau korpus striatumpada otak muka mempunyai hibungan dengan pekembangannya sebagai pusat asosiasi.
     Pada vertebrata rendah, otak muka hanya mempunyai hubungan dengan organ pembau tapi pada reptil mulai ditemukan adanya hubungan dari otak tengah dan otak belakang dengan atap dari otak muka(pallium). Suatu ciri khas dari otak muka ialah perkembangan dari cerebral korteks. Pada otak primitifbadan sel pada saraf pusat terdapat dekat saluran sentral tapi pada vertebrata lebih tiggi terdapat pula di permukaan otak.
     Klasifikasi Sistem Saraf Berdasarkan Fungsinya
(a)  Neuron aferen : bentuknya berbeda dari neuron eferen dan saraf penghubung. Neuron aferen merupakan jenis neuron unipolar yaitu suatu neuron yang badan selnya memiliki satu tonjolan saja pada ujung perifernya, suatu neuron aferen memiliki suatu reseptor, badan selnya terletak berdekatan dengan medula spinalis, dan ujung aksonnya bercabang-cabang dan bersinapsis dengan saraf penghubung yang berada dalam sistem saraf pusat
(b)  Neuron eferen : memilki badan sel yang berada dalam sistem saraf pusat. Aksonnya meninggalkan sistem saraf pusat menuju ke otot atau kelenjer. Neuron eferen umumnya merupakan jenis neuron multi polar.
(c)  Interneuron ( saraf penghubung) : terletak seluruhnya di dalam saraf pusat dan merupakan jenis  neuron multipolar. Sekitar 99% dari semua neuron termasuk jenis neuron ini. Saraf penghubung memiliki 2 fungsi utama .
(1)  Sebagai pengintegrasi respon periferal ke informasi periferal ( terjadi pada gerak reflek)
(2)  Melalui saraf penghubung yang lain meneruskan informasi ke otak.
Pelindung sistem saraf pusat
     Sistem saraf pusat mudah rusak, oleh karena itu perlu dilindungi dari ganguan luar. Empat lapis pelindung saraf pusat adalah :
(1)  Tulang tengkorak melindungi otak, tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang( korda spnalis)
(2)  Meninges ,suatu membra  pelindung dan pemberi makanan ke sel saraf pusat. Meninges terletak diantara tulang dan jaringan saraf
(3)  Cairan cerebrospinal, berfungsi sebagai bantalan cair untuk melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
(4)  Suatu penghalang darah otak (blood brain barrier) yang sangat selektif untuk membatasi masuknya zat-zat berbahaya ke dalam jaringan otak yang mudah rusak.
     Tulang tengkorak dan tulang belakang merupakan pelindung paling luar dari otak dan sum-sum tulang belakang dari ganguan mekanis (benturan, tekanan dan lain-lain)
     Meninges , merupakan pelindung yang berada di sebelah dalam rongga tengkorak dan tulang belakang,dan melekat disebelah luar sistem saraf pusat.
     Cairan cerebrospinal, fungsi utama dari cairan ini adalah menyerap guncangan,sehingga melindungisistem saraf  pusat d dari benturan dengan tulang yang melindunginya. Fungsi lain adalah memegang peranan penting dalam pertukaran zat antara cairan tubuh dengan otak.
     Barrier darah otak (blood brain barrier) sangat slektif mengatur pertukaran zat antara darah dan otak, sehingga otak dilindungi dari zat-zat yang membahayakan.Pertukaranzatantaradarahdancairaninterstisialotakhanyadapatberlansungmelaluisel-seldindingkapilerdarah.













BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
1)    Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
2)    saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang hormon dikirim ke organ target dan aktivitas metabolisme dibutuhkan  akan merangsang jaringan-jaringan.
3)    Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf ( neuron) yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
4)    Hemisfer cerebri dibagi-bagi dalam daerah-daerah yang besar :
a)    lobus frontalis.
b)    lobus paritalis.
c)    dan lobus temporalis.
     Semakin tinggi tingakatan taksanya maka system saraf pada vetebrata semakin kompleks. bagian dari vetebrata memiliki struktur yang berkembang secara continiutas pada tiap tingkatannya. Mamalia lebih sempurna system sarafnya dibanding vetebrata lainnya.
B.   Saran
            Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca semua, agar makalah  ini lebih baik untuk kedepannya.





 



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 1987. Biologi Edisi ke lima jilid tiga. Jakarta : Erlangga
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi ternak. Yogyakarta : Gajah mada University Press
Irianto, Koes. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa. Bandung : Alfabeta
Soewolo. 2000. Pengantar fisiologi Hewan. Padang : UNP Press



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar